Kepulauan Togean, Senja Sunyi di Lidah Sulawesi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan yang termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tengah ini cocok sekali
bagi pasangan muda yang ingin bermulan madu, karena tak terjangkau sinyal,
senja pantainya syahdu, lautnya landai dan tenang, aman untuk berenang dan
menyelam.
Ada 66 pulau kecil di perairan Togean. Dari beberapa yang menyediakan
penginapan, Kadidiri paling terkenal. Setidaknya ada tiga cottage di sana, yaitu Black Marlin, Pondok Lestari, dan
Kadidiri Paradise. Keberadaan pulau ini paling dekat dari Wakai, pelabuhan di
tengah teluk tempat singgah kapal rute Gorontalo-Ampana. Pulau ini juga paling
mudah untuk mencapai titik-titik menyelam atau sekadar snorkeling.
Meski Kadidiri sudah dikembangkan sebagai daerah wisata sejak 1995, tak banyak
orang Indonesia yang tahu tentang pulau ini. "Tamu saya kebanyakan dari
Eropa," ujar Yani Tahir, pemilik Black Marlin. Pada pertengahan Oktober
lalu yang bukan waktu libur itu, 16 kamarnya penuh oleh pasangan pelancong dari
Belanda, Prancis, Jerman, Hungaria, Denmark, dan Inggris.
Keinginan Yani untuk membuka kamar di Kadidiri itu karena banyak para turis
bertanya kepada menantunya yang mengelola resor Blue Marlin di Lombok, Nusa
Tenggara Barat, tentang laut lain yang bagus untuk diselami tapi masih sepi.
Crispin Gibbs, menantu Yani, asal Inggris, lalu menyebarkan informasi tentang
Togean yang masih perawan ke para turis yang berkunjung ke Lombok atau Bali.
Tapi cara mencapainya yang ribet membuat pelancong jiper berpelesir ke Togean.
Dari Jakarta setidaknya butuh dua hari untuk sampai di Kadidiri. Bandara udara
terdekat hanya di Poso. Dari Poso, satu-satunya cara menempuhnya adalah jalan
darat yang meliuk-liuk dan rusak selama lima jam ke Ampana, Ibu Kota Kabupaten
Tojo Una-Una.
Dari Ampana, kita masih harus naik feri selama lima jam ke Pelabuhan Wakai,
dengan kapal yang tak selalu ada setiap hari. Ditambah lagi tak ada sinyal di
pulau seluas Singapura itu. Listrik di penginapan bersumber pada mesin diesel
yang bahan bakarnya diangkut dari Wakai. Yani menghabiskan Rp 20 juta sebulan
untuk ongkos mengangkut air dan solar.
Maka lengkaplah Kadidiri: pantainya sunyi; lautnya jernih dan kaya biota; tak
ada sinyal, juga setrum, dan anasir modern lain. Para turis asing menyebut
pulau-pulau di lidah Sulawesi itu sebagai destinasi yang cocok untuk berbulan
madu.
Sumber : http://gaya.tempo.co/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar